Penyebab Penyakit Hirschsprung
Penyakit Hirschsprung terjadi ketika saraf di usus besar tidak terbentuk dengan sempurna. Saraf ini berfungsi untuk mengontrol pergerakan usus besar. Oleh karena itu, jika saraf usus besar tidak terbentuk dengan sempurna, usus besar tidak dapat mendorong keluarnya feses. Akibatnya, feses akan menumpuk di usus besar.
Penyebab masalah pada saraf tersebut belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa kondisi yang diduga dapat meningkatkan risikosempurnaan Pemesanan saraf usus besar, antara lain:
·
Berjenis kelamin laki-laki .
·
Memiliki saudara yang menderita penyakit Hirschsprung.
·
Memiliki orang tua, terutama ibu, yang pernah menderita penyakit Hirschsprung.
·
Menderita penyakit bawaaan lainnya yang diturunkan, seperti Down Syndrom dan Penyakit Jantung Bawaan.
Diagnosa
1.
Anamnesis Pada heteroanamnesis, mendapat informasi yang datang dari yang pertama, mekonium keluar> 24 jam; adanya muntah muntah (berwarna hijau); perut kembung; gangguan defekasi / konstipasi kronis; konsistensi feses yg encer; gagal tumbuh (pada anak-anak); berat badan tidak berubah; bahkan cenderung menurun; nafsu makan menurun; ibu mengalami polihidramnion; adanya riwayat keluarga.
2. Pemeriksaan fisik Pada inspeksi, perut kembung atau membuncit di seluruh lapang pandang. Apabila keadaan sudah parah, akan terlihat pergerakan usus pada dinding perut. Saat dilakukan pemeriksaan auskultasi, terdengar bising usus melemah atau jarang. Untuk menentukan diagnosis penyakit Hirschsprung dapat pula dilakukan pemeriksaan rektal yang dapat dirasakan oleh anal yang kaku dan sempit, saat jari ditarik terdapat bangku peledak.
3.
Pemeriksaan Biopsi Memastikan keberadaan sel ganglion pada segmen yang terinfeksi, merupakan langkah penting dalam mendiagnosis penyakit Hirschsprung. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengambil sampel jaringan rektum. Hasil yang diperoleh akan lebih akurat, akurat, spesimen / sampel adekuat dan diambil oleh ahli patologi yang berpengalaman. Apabila pada jaringan ditemukan sel ganglion, maka diagnosis penyakit Hirschsprung dieksklusi. Namun pelaksanaan biopsi cenderung berisiko, untuk itu dapat memilih teknik lain yang kurang invasif, seperti Barium enema dan anorektal manometri, untuk menunjang diagnosis.
4.
Pemeriksaan Radiologi Pada foto polos, dapat dijumpai gambaran distensi gas pada usus, tanda obstruksi usus (Lakhsmi, 2008) Pemeriksaan yang digunakan sebagai standar untuk menentukan diagnosis Hirschsprung adalah kontras enema atau barium enema. Pada bayi dengan penyakit Hirschsprung, zona berpindah-pindah dari kolon bagian distal yang tidak dilatasi mudah terdeteksi (Ramanath, 2008). Pada total aganglionsis usus besar, penampakan kolon normal. Barium enema kurang membantu penegakan diagnosis dilakukan pada bayi, karena zona berpindah-pindah sering tidak tampak. Gambaran penyakit Hirschsprung yang sering tampak, antara lain; terdapat penyempitan di bagian rektum proksimal dengan panjang yang bervariasi; ada zona transisi dari daerah yang menyempit (zona sempit) sampai ke daerah dilatasi; terlihat pelebaran lumen di bagian proksimal zona berpindah-pindah.
5. Pemeriksaan Manometri Anorektal Pada individu normal, distensi pada ampula rektum menyebabkan relaksasi anal internal. Efek ini dipicu oleh saraf intrinsik pada jaringan rektal, absensi / kelainan pada saraf internal ditemukan pada pasien yang terdiagnosis penyakit Hirschsprung. Proses relaksasi ini bisa diduplikasi ke dalam laboratorium motilitas dengan menggunakan metode yang disebut manometri anorektal. Selama anorektal manometri, balon fleksibel didekatkan pada sfingter anal. Normalnya pada saat balon dari posisi kembang didekatkan pada sfingter anal, tekanan dari balon akan menyebabkan sfingter anal relaksasi, mirip seperti distensi pada ampula rectum manusia. Namun pada pasien dengan penyakit Hirschsprung sfingter anal tidak bereaksi terhadap tekanan pada balon. Pada bayi baru lahir, keakuratan anorektal manometri dapat mencapai 100%.
Referensi:
Surya, PAIL, & Dharmajaya, IM (2013). Gejala dan Diagnosis Penyakit Hirschprung. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana , 1–5.
Willy, T. (2019, 8 April). www.alodocter.com . Diambil dari https://www.alodokter.com/penyakit-hirschsprung#:~:text=Penyebab%20Penyakit%20Hirschsprung,tidak%20dapat%20mendorong%20feses%20keluar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar