Bagaimana Cara Pencegahan Stroke?
Stroke merupakan penyakit neurologi yang paling sering mengakibatkan
cacat dan kematian, upaya penanggulangan stroke harus dilakukan secara
menyeluruh, serentak, berkelanjutan, dan melibatkan bukan hanya para ahli dibidang
penyakit syaraf, tetapi juga para ahli dari disiplin ilmu yang berkaitan dengan
penanganan stroke. Berbagai penilitian epidemologi telah banyak membantu untuk
mengidentifikasi dan menentukan faktor-faktor resiko.
Pencegahan stroke stroke merupakan tindakan yang paling efektif untuk
menghindari kematian, disabilitas, dan penderitaan. Di samping itu suatu
strategi pencegahan yang berhasil akan mengurangi atau bahkan mungkin
meniadakan perawatan rumah sakit, rehabilitas dan biaya ekonomi akibat hilangnya
produktivitas penderita.
Orang yang pernah terkena stroke memiliki resiko lebih tinggi untuk
mengalaminya kembali, terutama dalam satu tahun pertama setelah stroke.
Tindakan untuk mencegah agar stroke tidak berulang, sama dengan menghindari
serangan jantung, yakni mempertahankan kesehatan sistem kardiovaskuler dan
mempertahankan aliran darah ke otak. Tindakan pertama yang harus dilakukan
adalah mengontrol penyakit–penyakit yang berhubungan dengan terjadinya
aterosklerosis. Secara umum, pengontrolan dapat dilakukan dengan menerapkan
pola diet yang tepat dan olahraga yang teratur untuk mempertahankan kesehatan
otak dan sistem saraf. Faktor-faktor pencegahan stroke saling berkaitan satu
sama lain dan saling mendukung mencegah stroke berulang (Sustrani, 2006).
1.
Kendalikan tekanan darah
Hipertensi
merupakan faktor tunggal yang paling penting dalam hal resiko stroke.
Mempertahankan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg dapat mengurangu resiko stroke
hingga 75-85 persen. Pada pasien stroke disarankan untuk memeriksakan tekanan
darah maksimal satu bulan sekali.
2.
Kendalikan diabetes
Diabetes mellitus
meningkatkan resiko stroke hingga 300 persen. Orang dengan tingkat gula darah
yang tinggi, seringkali mengalami stroke yang lebih parah dan meninggalkan
cacat yang menetap. Pengendalian diabetes adalah faktor penting untuk
mengurangi faktor stroke.
3.
Miliki jantung sehat
Penyakit jantung,
secara signifikan meningkatkan resiko stroke. Bahkan, stroke kadangkala disebut
sebagai serangan otak karena adanya persamaan biologis antara serangan jantung
dan stroke. Kurangilah faktor resiko penyakit stroke seperti tekanan darah
tinggi, merokok, kolesterol tinggi, kurang olahraga, kadar gula darah tinggi,
dan berat badan berlebih.
4.
Kendalikan kadar kolesterol
Kadar kolesterol
tinggi berperan dalam mengembangkan aterosklerosis karotid, yaitu bahan lemak
tertimbun di dalam pembuluh karotid, yaitu pembuluh darah yang memasok darah ke
otak. Penyempitan pembuluhpembuluh inilah yang dapat meningkatkan resiko
stroke. Menurut analisa dari 16 penelitian di Brigham and Women’s Hospital di
Boston, bila kadar kolesterol diturunkan hingga 25 persen maka dapat mengurangi
resiko stroke sampai 29 persen.
5.
Berhenti merokok
Perokok memiliki
resiko 60 persen lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak merokok. Merokok
dapat meningkatkan resiko tekanan darah tinggi dan cenderung untuk membentuk
gumpalan darah, dua faktor yang berkaitan erat dengan stroke. Berbagai resiko
stroke yang terkait dengan merokok dapat ditiadakan dalam dua hingga tiga tahun
setelah berhenti merokok.
American Heart Associaton (AHA) mengeluarkan beberapa rekomendasi
preventif primer maupun sekunder diantaranya:
1.
Preventif Stroke pada Hipertensi
Hipertensi harus
dikendalikan untuk mencegah terjadinya stroke (preventif primer) dan
pengendalian pada pasien hipertensi yang pernah mengalami TIA atau stroke dapat
mengurangi atau mencegah resiko terjadinya stroke berulang (preventif sekunder)
Pengendalian hipertensi dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu
pengendalian gaya hidup (lifestyle) dan pemberian obat anti hipertensi.
Pengendalian gaya hidup untuk masalah hipertensi menurut Bethesda stroke center
(2007) adalah:
- Mempertahankan berat badan normal untuk dewasa dengan perhitungan indeks masa tubuh 20-25kg/m2.
- Mengurangi asupan garam, kurang dari 6 gram dapur atau kurang dari 2,4 gr Na+/hari.
- Olahraga 30 menit/hari, jalan cepat lebih baik dari pada angkat besi
- Makan buah dan sayur.
- Mengurangi konsumsi lemak baik yang jenuh maupun tidak jenuh.
2.
Preventif Stroke pada Diabetes Mellitus
Penderita DM
rentan terhadap komplikasi vaskuler termasuk stroke. DM merupakan suatu faktor
resiko untuk stroke iskemik dan pasien DM beresiko tinggi untuk terkena stroke
pada pembuluh darah besar atau kecil Kontrol DM yang ketat terbukti mencegah
komplikasi vaskuler yang lain dan dapat menurunkan resiko stroke, juga selain
itu perbaikan Kontrol DM akan mengurangi progresi pembentukan atherosclerosis.
Pengendalian glukosa direkomendasikan sampai kadar yang hampir normoglikemik pada
pasien diabetes mikrovaskular. ACE-1 Dan ARB lebih efektif dalam menurunkan
progresivitas penyakit hipertensi dan ginjal dan direkomendasikan sebagai
pilihan pertama untuk pasien diabetes mellitus (Siswanto, 2005).
3.
Preventif Stroke pada Gaya Hidup Sehat
Jika kita
menjalankan pola hidup yang sehat, maka berbagai penyakit akan jauh dari kita.
Gaya hidup atau pola hidup utama yang tidak sehat sangat erat kaitannya dengan
faktor resiko stroke penyakit pembuluh darah. Upaya merubah gaya hidup yang
tidak benar menjadi gaya hidup yang sehat sangat diperlukan untuk upaya
mendukung prevensi sekunder. Usia merupakan salah satu faktor resiko stroke,
namun kini stroke mulai mengancam usia-usia produktif dikarenakan perubahan
pola hidup yang tidak sehat seperti banyak mengkonsumsi makanan siap saji yang
sarat akan kolesterol, merokok, minuman keras, kurangnya berolahraga dan
stress. Karena gaya hidup sehat meliputi pengaturan gizi yang seimbang, olah
raga secara teratur, berhenti merokok, dan mengurangi alcohol (Siswanto, 2005).
Referensi:
Smeltzer,
Suzanne C., & Bare, B. G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar